Pasar Panik, Emas dan Dolar AS Jadi Rebutan Akibat Perang Dagang Trump

Pasar Panik, Emas dan Dolar AS Jadi Rebutan Akibat Perang Dagang Trump

By

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada hari Sabtu mengumumkan kebijakan tarif baru yang mengguncang pasar global. Dengan tarif 25% yang dikenakan pada Kanada dan Meksiko serta bea masuk 10% terhadap barang-barang dari Tiongkok, kebijakan ini efektif diberlakukan mulai Selasa pukul 05:01 GMT atau 12:01 WIB. Trump beralasan bahwa langkah ini diperlukan untuk mengatasi imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba, meskipun banyak pihak menilai kebijakan ini sebagai strategi politik yang lebih luas.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum merespons dengan cepat. Mereka mengumumkan tindakan balasan berupa tarif serupa atas produk-produk AS. Sementara itu, Tiongkok tidak tinggal diam.

Analisa Fundamental XAUUSD Februari 2025

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan akan membawa masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan proteksionis Trump.

Dampak dari keputusan Trump ini langsung terasa di pasar keuangan global. Perdagangan di Asia dibuka dengan nada pesimistis, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik. Kontrak berjangka S&P 500 AS turun 1,40% dalam sesi perdagangan awal, menandakan sentimen risiko yang semakin tertekan akibat langkah yang diambil oleh Washington.

Di tengah ketidakpastian, investor beralih ke aset yang dianggap sebagai tempat perlindungan nilai. Namun, tidak seperti biasanya, kali ini Dolar AS menjadi pilihan utama, bukan Emas. Tekanan jual terhadap emas meningkat karena para trader mengambil keuntungan setelah harga logam mulia ini mencapai rekor tertinggi dalam perdagangan sebelumnya.

Meski begitu, banyak analis menilai bahwa jika Tiongkok mengambil langkah balasan yang lebih agresif dan pasar semakin memasuki mode risk-off, emas bisa kembali mendapatkan momentum bullish. Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global serta tekanan inflasi akibat kebijakan tarif cenderung mendukung harga emas sebagai instrumen lindung nilai inflasi.

Dalam waktu dekat, perhatian investor akan tertuju pada data ekonomi utama. Salah satunya adalah laporan Indeks Manajer Pembelian (IMP) Manufaktur ISM AS yang dijadwalkan rilis pada hari Senin. Selain itu, data IMP Manufaktur Caixin Tiongkok yang mencatat angka 50,1 pada Januari memperburuk sentimen pasar, menandakan bahwa pertumbuhan di sektor manufaktur tetap lemah.

Selain data ekonomi, pidato dari para pejabat Federal Reserve (The Fed) juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi harga emas. Pernyataan dari bank sentral AS ini akan memberikan gambaran tentang kebijakan moneter di tengah ketegangan perdagangan global dan dampaknya terhadap inflasi serta pertumbuhan ekonomi.

Analisa Teknikal XAUUSD Februari 2025

Secara teknikal, harga emas mengalami koreksi mendekati area up trendline. Para trader disarankan untuk memantau area ini guna mencari konfirmasi sinyal beli yang lebih kuat. Prospek jangka pendek tetap positif selama indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari bertahan di atas level 50.

Saat ini, RSI berada di level 63,50, menandakan bahwa momentum bullish masih cukup kuat. Ditambah dengan konfirmasi Bull Cross antara Simple Moving Average (SMA) 50-hari dan SMA 100-hari, prospek jangka pendek untuk emas tetap konstruktif.

Dalam jangka waktu lebih panjang, harga emas memerlukan penembusan berkelanjutan di atas level $2800 untuk menguji ulang level tertinggi sepanjang masa di $2817. Jika berhasil melewati level tersebut, target berikutnya berada di $2850 yang menjadi level psikologis penting bagi para investor.

Sebaliknya, jika terjadi koreksi yang lebih dalam, maka level terendah pada 30 Januari di $2754 akan menjadi support pertama yang diuji. Jika tekanan jual berlanjut, harga bisa turun lebih jauh ke level $2731, yang menjadi titik support kritis dalam tren bullish saat ini.

Bagi para investor emas, SMA 21-hari di level $2721 akan menjadi garis pertahanan terakhir dalam jangka pendek. Jika level ini tertembus, maka momentum bullish emas akan menghadapi tantangan yang lebih besar.

Dengan volatilitas yang meningkat di pasar global, para pelaku pasar harus tetap waspada terhadap berbagai faktor fundamental dan teknikal yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas. Perang dagang yang semakin memanas tidak hanya berpengaruh terhadap emas, tetapi juga terhadap aset-aset berisiko lainnya.

Reaksi lebih lanjut dari Tiongkok dan dampak dari kebijakan The Fed akan terus menjadi faktor utama dalam menentukan arah pasar dalam beberapa minggu ke depan. Para investor dan trader di seluruh dunia akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat untuk menentukan strategi investasi mereka dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like